Ada satu waktu
ketika setiap orang butuh sendiri, dan butuh seorang teman. Banyak di sekitarku
yang tidak sadar dengan apa yang mereka cari. Meraka mencari-cari dalam gelap.
Padahal apa yang mereka cari selalu ada di sekitarnya. Mungkin mereka tidak mau
membuka mata dan hati mereka sendiri. Karena sahabat tidak perlu dinyatakan
dengan kata dan dibuktikan dengan ikrar. Seperti air yang mengalir, sahabat
akan tetap mengisi tempat yang “rendah dan kosong” yaitu kekuranganmu.
Tapi sahabat
juga manusia, ada saatnya ia tidak bisa berdiri di sampingmu untuk sejenak.
Tidak bisa menjawab semua keluh kesahmu. Bahasa kasarnya, jika ibarat tempat
sampah, ia juga perlu membuang sampah itu agar tidak penuh dan meluap untukmu. Di
balik itu semua, sahabatmu bisa menyebalkan seperti kakak, perhatian seperti
pacar, dan bijak seperti ibu. Sahabat tidak bisa dipaksa dan disuap dengan
apapun, dia alami ada memahami dan menemanimu.
Sejak kecil aku
juga selalu mencari cari sosok sahabat. Sosok yang digambarkan sempurna yang
selalu ada kapanpun kita perlu. Hingga sekarang aku memiliki argumen lain, aku
salah. Sebenarnya sejak dulu aku selalu punya sahabat yang tidak pernah ku sadari.
Sekarang aku yakin, mereka memang ada. Aku teringat suatu hari seseorang datang
padaku danmemintaku untuk menjadi sahabatnya. Awalnya aku kaget, tapi akhirnya
terasa lucu. Karena aku berpikir semua yang kulakukan terhadap teman-temanku
murni mengalir seperti air.
Persahabatan muncul
dengan sendirinya, di awali dengan saling pengertian, menjaga kepercayaan dan
saling menolong satu sama lain. Persahabatan tidak bisa dipaksakan. Seperti cinta,
sahabat juga dipilih oleh hati yang paling dalam dan tulus. Sahabat bukan
berarti selalu bersama. Semua punya porsi dan dunianya masing-masing. Bahkan siapapun
bisa menjadi sahabat, tidak terbatas usia, gender, ruang dan waktu. Apakah kamu
sudah sadar siapa sahabatmu yang sejati?
Masih belum
sadar juga punya sahabat? Kalo gitu, yuk jadi sahabat untuk orang di dekitarmu. Hidup
harus serasi selaras seimbang. Untuk itu harus ada timbal balik agar terwujud
caranya adalah dengan belajar menikmati hidup yang ada. Sedangkan hidup sendiri
adalah untuk belajar. Yaitu belajar:
1.
Bersukur meski tak cukup.
2.
Ikhlas meski tak rela.
3.
Taat meski berat.
4.
Memahami meski tak sehati.
5.
Bersabar meski terbebani.
Masih ada banyak tips lain lagi yang bisa
kamu baca sendiri di buku “101,5
inspirasi Kecerdasan Emosional Anak Muda” karya Anthony Dio Martin. Kali ini
aku hanya mengambil setengah dari sebuah tips untuk disesuaikan dengan tulisan
ini.
Hal yang paling penting
adalah bagaimana kamu menempatkan posisimu di lingkungan sehari hari. Jadilah pribadi
yang ceria dan optimis pada hidup. Kita akan menjadi seperti apapun yang kita
pikirkan tentang diri kita. Oleh karena itu kita juga harus berpikir positif
tentang diri kita dan orang lain agar kita mendapat efek dan manfaat yang
positif untuk kehidupan kita. Yuk, lakukan yang terbaik untuk diri kita dan
buat orang di sekitar kita nyaman dan bangga pada kita.
No comments:
Post a Comment