Wednesday, August 27, 2014

Presiden, Rakyat sampai Cita Cita Negeri

"Apakah Jokowi merupakan Pemimpin Ideal untuk Indonesia ?" "Seperti apa Pemimpin Ideal ?"

Usai sudah perdebatan tentang "Calon Presiden Indonesia" yang baru. Baru kali ini sistem demokrasi di Indonesia diributin oleh para pasangan Capres-Cawapres. Mungkin ini bukti bahwa demokrasi di Indonesia berjalan dengan baik, mungkin. Saat SMA, ada desas desus bahwa demokrasi di Indonesia merupakan sistem demokrasi yang terbaik, ga tau ya sekarang. Hehe. Banyak banget kejadian unik seputar Pemilu Pilpres tahun ini yang seru buat dibahas, karena pendukungnya banyak yang melakukan hal-hal aneh. Tapi berhubung jaringan internet suka ngadat, tv di kos lagi ngambek...kurang up-to-date hasilnya. 

Sudahlah, lupakan saja masa lalu. Buat apa menoleh kebelakang jika hanya mengores luka lama. Saat ini, banyak yang bertanya-tanya kemana Jokowi akan membawa Indonesia. Apakah berhasil mewujudkan cita-cita Indonesia sesuai tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 atauuu jadi negara boneka di bawah intervensi Megawati dan negara asing ? Jujur, aku nggak kenal sama Jokowi, Megawati apalagi Prabowo. Karena pertanyaan tadi cuman jadi wacana, lebih baik membahas yang sederhana saja.

"Seperti apa Pemimpin Ideal ?"
Pemimpin sudah seharusnya menjadi pusat pemecahan masalah, pemimpin yang ideal untuk Indonesia harus benar benar mengambil keputusan demi kesejahteraan bangsa Indonesia hari ini, esok dan seterusnya. Pemimpin Indonesia harus mewujudkan rasa aman dan nyaman di Indonesia seperti pendidikan terjangkau, fasilitas kesehatan memadai hingga ke pelosok, dan lapangan pekerjaan luas. Perdebaan SARA yang ada di Indonesia dapat berdampingan dalam damai.Seperti itukah ?
Seharusnya, siapa pun presidennya, rakyat Indonesia nggak perlu rusuh selama "Demokrasi Pancasila" masih menjadi sistem yang dipegang teguh. Di mana pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Renungkan saja, mana sanggup seorang presiden mengemban beban harapan seluruh rakyat. Sejatinya kemajuan Indonesia ada di tangan seluruh rakyat, bukan hanya di tangan pemerintah. Di sini lah, masyarakat harus aktif ikut serta dalam merancang dan melaksanakan kebijakan publik. Protes saja pada semua kebijakan pemerintah yang tidak menguntungkan negara, kejar saja semua pelaku KKN dan kelompok separatis yang merugikan negara. Berikan solusi, jangan cuman demo bikin jalanan macet atau rusuh merusak fasilitas umum.

Faktanya, saat ini banyak rakyat yang cuma menunggu uang subsidi dari pemerintah. Cuman protes saat BBM langka dan harga bahan pokok melambung tinggi. Sedangkan ketika dihimbau untuk mematuhi peraturan kecil dari pemerintah, masih banyak yang melanggar, seperti peraturan lalu lintas, membayar pajak, larangan membuang sampah dan sebagainya. Sebaiknya masyarakat aktif mengkritisi setiap kebijakan pemerintah. Teliti apakah hal tersebut hanya untuk kepentingan suatu kelompok atau atau tidak. Banyak yang mengira kekayaan Indonesia adalah sumber daya alam yang lambat laun akan habis oleh keserakahan. Padahal kekayaan Indonesia adalah sumber daya manusia yang melimpah yang seharusnya dapat mengelola sumber daya alam dengan bijak.

Sekarang terpilih sudah Presiden baru untuk negeri ini. Saat ini, rakyat mestinya berdoa dan berusaha *jangan mengharap* mewujudkan Indonesia yang cerdas, maju dan makmur. Dibalik pertanyaan "Apakah Jokowi merupakan Pemimpin Ideal untuk Indonesia ?" Mungkin saja jawabanya ya atau tidak. Walau sejuta solusi ditawarkan, tanpa ada yang peduli & bergerak untuk memperbaiki, sampai samudera mengering pun masalah negeri ini tidak akan tuntas. Cita-cita negeri ini tidak akan terwujud jika bangsanya cuman bisa berharap, ikut ikutan orang dan duduk manis menonton pemerintah yang jungkin balik berebut kekuasaan di kandang sendiri sambil melawan kekuasaan negara asing yang perlahan menyusup lewat taktik ekonomi.

Semoga indonesia 

Note : Sebenarnya aku nggak percaya diri membahas ini, karena sekarang sudah jarang memperhatikan Indonesia. Terlalu sibuk dengan dunia "jadi mahasiswa". Sudah nggak belajar PKn lagi sih *banyak banget alasannya*