Wednesday, October 5, 2011

Kehilangan

Jumat , 23 September 2011
Lihatlah, sahabat sahabatmu tidak mampu menahan air mata. Kami tidak sanggup melihatmu begini. Taukah kamu, kami selalu ada untukmu kapan pun kamu mencari kami.
Maafkan aku….. Aku gagal meraihmu, membiarkanmu terluka sendiri. Tak ada seorangpun yang kamu mau untuk membagi lukamu. Meski kamu jauh dalam jangkauanku, aku tetap merasa perih tergores ketika kamu melupakan kami semua. Tapi aku yakin itu bukan kamu. Mata dan tawamu tidak ku kenal. Itu tubuhmu tapi jiwamu tertidur didalamnya.

Senin, 26 September 2011
Aku tidak percaya kamu lupa segalanya tentang kami. Sangat beratkah beban yang kamu emban selama ini? Mengapa hanya kami yang hilang dari ingatanmu? Apakah kami telah melakukan kesalahan yang sangat fatal sehingga kamu jadi begini? Aku tidak berani melihatmu, aku takut tangisku pecah jika aku melihatmu. Kami berdoa semoga kamu kembali. Sungguh, ini berat untuk kami. Aku berusaha menguatkan hatiku. Mungkin ini kehendak Yang Maha Kuasa agar semua bebanmu lenyap. Biarlah, jika kamu benar benar tidak bisa kembali, kami rela memulai cerita baru untukmu dan memberikan kenangan terindah di sisa kebersamaan kita.
Aku takut kehilanganmu untuk selamanya. Mereka merasa kamu akan pergi selamanya, dan aku tidak berani menghadapimu. Aku tidak mampu menahan perih di hatiku. Meski aku tidak istimewa untukmu, tapi kamu salah satu orang yang berarti dalam hari-hariku. Andai kamu tau, aku mampu membendung tumpahan keluh kesahmu dalam bisu untukmu. Aku hanya mau kamu kembali dan tetap mewarnai sisa kebersamaan kita.

Kamis, 29 September 2011
Aku senang mendengar suara dan tawamu. Aku sangat senang kamu kembali, meski aku tetap tidak bisa menggapaimu. Aku hanya bisa berdoa semoga kamu tidak pergi lagi.

Jumat, 30 September 2011
Hari ini aku tak sabar menemuimu. Dari jauh, kamu melambai lambai dan terlihat ceria. Aku masih bertanya tanya, benarkah ini kamu. Ya, aku yakin ini adalah dirimu sesungguhnya, kamu ingat semua hal yang pernah kita lewati bersama. Tatap matamu, gerak tubuhmu, dan garis senyummu. Semuanya benar milikmu. Seperti kamu sebelumnya. Kamu yang ku kenal selama ini. Melihat senyummu lagi sudah membuatku tenang . Aku mohon padamu, jangan seperti itu lagi, kuatlah, dan tetaplah bersama kami.

No comments:

Post a Comment