Setelah 2017 yang terasa seperti
berlayar di laut tenang tapi tak kunjung bertepi, akhirnya di pertengahan 2018 aku
mendarat di Kalimantan Utara.
2018 is an Unpredictable and Beautiful
Year.
Separuh 2018 aku lewati dengan
banyak improvisasi, karena banyak rencana yang berubah. Ada banyak sekali doa dan
harapan yang diminta sejak lulus kuliah, terjawab di 2018. Dulu, waktu sibuk –
sibuknya ngerjain skripsi, aku pernah berharap untuk bisa jalan – jalan dulu
baru kerja. Aku juga berdoa semoga bisa kerja di kementerian entah di KLHK atau
PUPR. Bahkan sejak awal kuliah sempat terbesit dalam hati, berharap bisa punya
penghasilan pertama di atas 3,5 juta, tapi ga disebutin waktu solat.
Alhamdulillah, semuanya dikasih
Allah setelah lulus kuliah hingga di 2018. Setelah sidang akhir di Januari
2017, aku bisa main ke Malang sebelum wisuda, kemudian tahun baru 2018, aku
bisa jalan – jalan ke Kapuas, Kalimantan Tengah, Maret 2018 aku bisa main ke
Bogor dan tepat sebelum diklat, di bulan Juli, aku diajak ke Garut. Bahkan
waktu diklat pun aku bisa sampai ke Semarang dan Pati.
Tahun 2017 aku bertemu teman baru
di tempat khursus bahasa inggris, Ka Elmi, aku sih biasanya manggil Miss Elmi.
Suatu hari aku cerita udah ngelamar kemana aja di Samarinda, terus dia bilang, “Miss, kalau kayak kamu sayang kalau nyoba
kerja di tempat yang asal – asal, coba sekalian ke tempat yang bagus, coba aja masukin ke Mandiri atau
Danamon.” Waktu itu dia baru aja resign dari Mandiri dan masuk ke Danamon.
Masukan dari Miss Elmi itu benar –
benar meresap ke jantung dan aku masih ingat sampe sekarang di Januari 2019. Karena
aku merasa pendapatnya benar dan aku merasa aku tau banget aku mau jadi apa. Setiap
hari pun aku semakin fokus berdoa agar dapat kerja yang relevan.
Akhirnya satu hari di 2018, aku
diterima di BLUP3H, unit kerja di Kementerian LHK. Walaupun nggak sesuai latar
pendidikan, tapi masih bersinergis lah antara pembangunan usaha kehutanan
dengan Teknik Lingkungan, ada konservasinya yang sangkut. Alhamdulillah, aku
merasa ini adalah keputusan terbaik di tahun 2018. Apalagi setelah itu ga ada
juga loker yang bisa aku apply, waaah kalau saat itu aku tidak mencoba, aku
nggak yakin aku bisa melewati 2018 dengan damai dan tentram. Hingga akhirnya
aku di sini. Bisa menjejakan kaki di Kalimantan Utara, makan soto lamongan di
Bulungan, makan kepiting di Tarakan dan makan pecel di Nunukan. My Life is an
adventure, isn’t it?
Petualangan di 2018 belum selesai sampai disitu karena ada
beberapa cerita pendek fiksi yang aku, dhini, dan dhyna bukukan. Ini adalah
project Amicos Sribos yang digarap dari Mei 2018. Baru kali ini aku benar-benar
jujur pada diriku sendiri. Pada tulisanku. Akhirnya aku berani menulis tanpa
takut memikirkan akhir ceritanya. Aku percaya saja pada semua yang ingin aku
tuliskan.
Kalau 2016 -2017 kita cuman bisa
bikin PKM dan skripsi, 2018 kita bisa bikin kumpulan cerpen. Terima kasih
dhini, dhyna, yang ga bosan-bosan ngajak kolab, terima kasih juga buat tim hore
paling setia: eka, diah, sahla, hime, kiki dan shelda yang udah berkontribusi
dan bikin ini jadi dinamis. Terima kasih juga buat semua teman – teman yang
telah memberi perhatian dan membeli bukunya. Semoga kami bisa terus tumbuh dan
memberikan cerita yang lebih baik lagi untuk layak dinikmati.
Seorang motivator Amerika, Zig
Ziglar berkata "You don’t have to be great to start, but you have to start
to be great"—
And here we are. We are ready to
start again.