Setahun yang lalu di tanggal ini adalah hari paling
melegakan setelah hampir 10 bulan berkutat dengan skripsi. Skripsi yang penuh
petualangan itu akhirnya siap dijilid. Senang, bangga begitulah rasanya.
Sampai setelah setahun berlalu, di sinilah aku. Masih Unemployment
aka pengangguran. Setahun terakhir
ini adalah masa yang lebih sulit dari pada ujian nasional+sbmptn+ujian skripsi.
Iya, kurang lebih seperti itulah.
Mempertahankan mood dan mental lebih sulit di
fase ini, karena kita dituntut menjawab rentetan pertanyaan “Udah dapat
panggilan? Udah melamar dimana?” dan sejenisnya. Pertanyaan yang lama-lama
membosankan jawabanya. Sampai rasanya pengen jawab, “Udahlah tunggu aja
syukurannya” atau “Adalah pokoknya” atau “Udah lah ga perlu tau”. Hehehe.
Itulah sisi gelapnya Unemployment.
Ok, cukup.
Seandainya diteruskan untuk mengeluh, akan ada sebukit
keluhan yang ujung-ujungnya berakhir di penyesalan. Emosi yang negatif itu
malah membuat diri sendiri kehabisan energi, hilang semangat dan mematikan
kreatifitas. Di sinilah emosi positif yang harus kita ciptakan sendiri.
Suatu waktu pernah terpikir, ini ga adil, kenapa teman yang
usahanya biasa aja waktu di sekolah, waktu kuliah tapi malah lebih duluan dapat
kemudahan berupa pekerjaan. Tapi coba lihat disisi lain, kita ga pernah tau
rahasia Tuhan. Mungkin dia yang belajarnya kurang malah ibadahnya yang lebih
kuat. Rezeki tiap orang berbeda dan jalan sukses tiap orang juga beda.
Mari kita lihat sisi positifnya Unemployment aka pengangguran,
1.
24 jam x 7 hari waktu luang.
Dulu lebih 12 jam sehari aku habiskan buat
kegiatan sekolah, bimbel, organisasi sampai mengerjakan PR. Rasanya waktu yang
ada masih kurang buat istirahat.
Sekarang? Aku punya 24 jam x 7 hari waktu luang yang bisa aku
gunakan untuk menyalurkan hobi, meningkatkan ibadah, istirahat, jalan-jalan.
2.
Bebas mencoba kegiatan apa pun.
Kepadatan kegiatan kampus bikin aku hampir
ga punya waktu untuk menyoba kegiatan lain. Sekarang? Aku punya kebebasan
ngerjain apa aja.Belajar bahasa baru, belajar doodling, desain, bullet
journaling, blogging. We can do what ever we want with out deadline or limit time!
Just be Happy!
3.
Banyak waktu untuk dilewatkan bersama orang tua,
karena kita ga akan tau sampai kapan bisa terus bersama mereka.
Setelah 3 tahun SMA di boarding school + 4,5
tahun kuliah di luar kota, Aku bersyukur banget setahun ini sama mamaku terus,
sering ketemu keponakan yang makin hari makin ada ada aja kelakuannya. Apalagi dalam
setahun terakhir ini 3 orang tersayang di keluarga besar mama dipanggil Yang
Maha Kuasa dalam jarak waktu yang berdekatan. Berat kan jauh-jauh lagi dari
orang tua apalagi mama.
See? Status Unemployment aka pengangguran bukan sebuah kondisi yang
menjadikan kita seperti pengemis atau sarjana tidak berguna. Malahan ini
waktunya kita belajar menjadi lebih positif dan bersyukur. Unemployment aka pengangguran adalah kemerdekaan untuk
menemukan hal yang baru. Nikmatnya lebih besar daripada meratapi omongan
tetangga atau pertanyaan keluarga bahkan teman-teman lain.
Aku yakin “Bahagia itu dari diri sendiri”.
Apapun yang kita lalui kita yang merasakan sendiri, jadi kita sendiri juga yang
membuat ini musibah atau berkah. Semua tergantung dari sudut pandang dan sikap
yang kita ambil. Jika kita memilih untuk bersyukur, inilah terbaik. Inilah
saatnya untuk meningkatkan diri kita untuk jadi lebih baik, menemukan
perkerjaan yang terbaik dan bahagia.